Sabtu, 18 Oktober 2014

TYPES OF TRANSLATION



Name               : Laily Nur Iffah Sari
NIM                : 2201412055
Rombel            : 4
Subject            : English-Indonesian Translation
Lecturers         : Dr. Issy Yuliasri, M.Pd.
                          Dr. Rudi Hartono, S.S., M.Pd.


The 3rd assignment of English-Indonesian Translation


TYPES OF TRANSLATION

SL: According to Larson (1984:15)
Translation is classified into two main types, namely form-based translation and meaning-based translation.
Forms-based translation attempts to follow the form of the source language (SL) and it is known as literal translation.
Meaning-based translation makes every effort to comunicate the meaning of the SL text in the natural forms of the receptor language. such translation is called idiomatic translation.
TL: Menurut Larson (1984:15)
Penerjemahan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu penerjemahan berdasarkan bentuk bahasa dan makna.
Penerjemahan berdasarkan bentuk berupaya mengikuti bentuk bahasa sumber dan jenis penerjemahan ini dikenal sebagai penerjemahan harfiah.
Penerjemahan berdasarkan makna membutuhkan beberapa upaya untuk mengomunikasikan makna dari teks bahasa sumber kedalam berbagai bentuk bahasa sasaran yang lebih alamiah. Jenis penerjemahan yang demikian disebut penerjemahan idiomatik.


SL: According to Catford (1978: 21)
`       Based on the extent, the types of translation are:
1)      Full translation, it is a types of translation in which the entire SL text is reproduced by the TL text material.
2)      Partial translation, there are only some parts of the SL text to be translated into the TL text.
TL: Menurut Catford (1978:21)
      Jenis-jenis penerjemahan berdasarkan banyaknya, antara lain:
1)      Penerjemahan penuh, merupakan jenis terjemahan dimana seluruh teks bahasa sumber diproduksi ulang ke dalam materi teks bahasa sasaran.
2)      Penerjemahan sebagian, dimana hanya beberapa bagian dari teks bahasa sumber yang diterjemahkan ke dalam teks bahasa sasaran.

SL: In terms of level, the types of translation are:
1)      Total translation, the TL material replaces all levels of the SL text.
2)      Restricted translation, it is the replacement of SL textual material with equivalent TL material at only one level; whether at the phonological level, graphological level, or at the level of grammar and lexis.
TL: Jenis-jenis penerjemahan berdasarkan tingkatannya, antara lain:
1)      Penerjemahan total, merupakan penerjemahan dimana materi teks bahasa sasaran menggantikan semua level dari teks bahasa sumber.
2)      Penerjemahan terbatas, penerjemahan ini merupakan penggantian teks materi bahasa sumber yang memiliki hanya satu tingkat kesepadanan pada materi teks bahasa sasaran; apakah pada tingkat fonologi, grafologi, atau tata bahasa dan kosa kata.

SL: In terms of rank, translation is divided into:
1)      Rank-bound translation, it means that the selection of TL text equivalent is limited at only one rank, such as word-for-word equivalemce, morpheme-for-morpheme equivalence, etc.
2)      Unbounded translation, it can move freely up and down the rank-scale.
TL: Berdasarkan tingkatnya, penerjemahan dibagi menjadi:
1)      Penerjemahan terikat, penerjemahan ini berarti bahwa pemilihan kesepadanan teks bahasa sasaran terbatas hanya pada satu tingkat, seperti kesepadanan kata demi kata, morfem demi morfem, dll.
2)      Penerjemahan tak terikat, penerjemahan ini dapat berubah dengan bebas baik naik maupun turun dari skala tingkat.

SL: According to Brislin in Choliludin (2007: 26-30)
       Based on the purposes of translation:
TL: Menurut Brislin pada Choliludin (2007: 26-30)
        Berdasarkan tujuannya, penerjemahan dibagi menjadi:
1)        SL: Pragmatic translation: it refers to the translation of a message with an interest in accuracy of the information that was meant to be conveyed in the SL form and it is not conveyed with other aspects of the original language version. Example: the translation of the information about repairing a machine.
TL: Penerjemahan pragmatik: penerjemahan ini merupakan suatu proses menerjemahkan sebuah pesan dengan memperhatikan ketepatan informasi yang disampaikan oleh bahasa sumber, bukan aspek-aspek kebahasaan lainnya pada bahasa sumber. Contoh: terjemahan informasi tentang memperbaiki sebuah mesin.
2)        SL: Aesthetic-poetic translation: it refers to translation in which the translator takes into account the affect, emotion, and feeling of an original version, the aesthetic form used by the original author, as well as any information in the message. Example: the translation of sonnet, rhyme, heroic couplet, dramatic doalogue, and novel.
TL: Penerjemahan aestetik-poitik: penerjemahan ini merupakan penerjemahan yang sangat memperhatikan aspek-aspek perasaan, emosi, dan suasana dari bahasa sumber, bentuk estetis dipergunakan oleh penulis asli, sebagaimana informasi yang berada dalam pesan. Contoh: terjemahan sonata, sajak, bait kepahlawanan, dialog dramatis, dan novel.
3)        SL: Ethnographic translation: its purpose is to explicate the cultural context of the SL and TL versions. Translator have to be sensitive to the way words are used and must know how the word fits into cultures. Example: the use of the word ‘yes’ versus ‘yeah’ in America.
TL: Penerjemahan etnografik, tujuan penerjemahan etnografik adalah menjelaskan konteks-konteks budaya dari bahasa sumber dan bahasa sasaran. Penerjemah harus peka terhadap kata-kata yang digunakan dan mengetahui kata-kata yang cocok dengan kebudayaan pada bahasa sasaran. Contoh: penggunaan kata ‘yes’ dengan ‘yeah’ di Amerika.
4)        SL: Linguistic translation:  is concerned with equivalent meanings of the constituent morphemes of the SL and grammatical form. Example: language in a computer program and translation mchine.
TL: Penerjemahan linguistik, penerjemahan ini memfokuskan pada kesepadanan makna dari unsur pokok morfem dan bentuk gramatikal bahasa sumber. Contoh: bahasa dalam program komputer dan mesin penerjemahan.

SL: According to Jacobson in Leonardi (2000)
TL: Menurut Jacobson pada Leonardi (2000)

·     SL: Intralingual translation refers to a translation in which verbal signs are interpreted by means of other signs of the same language. It happens within the same language (monolingual).
TL: Penerjemahan Intralingual merupakan penerjemahan dimana tanda-tanda verbal diterjemahkan melalui makna-makna dari tanda-tanda yang lain dalam bahasa yang sama. Penerjemahan intralingual terjadi dalam satu bahasa yang sama (monolingual).

SL: Interlingual translation is the one which refers to different languages whether it is bilingual or multilingual.
TL: Penerjemahan interlingual adalah satu-satunya penerjemahan yang mengacu pada perbedaan bahasa apakah itu bahasa bilingual atau multingual.

SL: Intersemiotic translation refers to an interpretation of verbal signs by means of other signs of non-verbal sign systems.
TL: Penerjemahan intersemiotik mengacu pada sebuah interpretasi tanda-tanda verbal juga tanda-tanda lain dari sistem-sistem tanda non-verbal.

Rabu, 01 Oktober 2014

ANALYZING A PRAGMATIC AND ETHNOGRAPHIC TRANSLATION PRODUCTS

Name               : Laily Nur Iffah Sari
NIM                : 2201412055
Rombel            : 4
Subject            : English-Indonesian Translation
Lecturers         : Dr. Issy Yuliasri, M.Pd
                          Dr. Rudi Hartono, S.S., M.Pd

The 2nd Assignment of English-Indonesian Translation

1.      ANALYZING A PRAGMATIC TRANSLATION
I have analyzed a label of lightening day cream.
SL: Everyone’s skin is different.
After years of intensive research on more than 20,000 gene codes, Pond’s Institute make the breakthrough discovery of how a specific gene influence skin color and created the GenActivTM formula. Dermatologist Tested.
This nourishing non-oily light day cream with the new, cutting edge flawless whiteTM GenActivTM formula SPF 18 PA++ works deeply to lighten and fade dar spots, while providing skin radiance. Discover your flawless whiteTM skin like never before.
TL: Setiap orang memiliki kulit yang unik dan berbeda.
Setelah riset intensif bertahun-tahun pada lebih dari 20,000 kode genetik, Pond’s Institute menemukan terobosan bahwa ada suatu gen khusus yang menentukan warna kulit, sehingga kami menciptakan GenActivTM formula. Teruji oleh dermatologis.
Formula ringan tak berminyak ini diperkaya dengan GenActivTM formula SPF 18 PA++, terobosan dari Pond’s flawless whiteTM, yang bekerja sampai ke dalam untuk menghambat produksi melanin. Membantu membuat wajah tampak lebih puth, menyamarkan noda hitam, dan membuat wajah anda terlihat bercahaya.

From my analysis, I conclude that that translation is accurate and naturally.  We can see in the last sentence that it translated in accuracy of the information that was meant to be conveyed in the SL form and it is not conveyed with other aspects of the original language version. “Discover your flawless whiteTM skin like never before” translated as “membantu membuat wajah tampak lebih putih, menyamarkan noda hitam, dan membuat wajah anda terlihat bercahaya”. It represents that the translation is pragmatic translation that is focus on the accuracy of information from SL, not on the language aspects of it.

2.      ANALYZING AN ETHNOGRAPHIC TRANSLATION
Taking for example of the ethnographic translation, I analyzed a food label.
SL: ROYAL CHOICE, which is made using a world renowned traditional recipe from Danish and from selected ingredients and good quality butter, making ROYAL CHOICE the authentic traditional butter cookies that is tasty, crispy, and good quality.
TL: ROYAL CHOICE butter cookies dengan resep tradisional Danish dan dibuat dari bahan-bahan pilihan dan butter berkualitas, menjadikan ROYAL CHOICE sebagai tradisional butter cookies yang renyah, gurih, dan berkualitas.

At last, I think this translation isn’t accurate yet as ethnographic translation although it translated naturally. The words ‘butter cookies’ and ‘butter’ are still translated or written as in English (SL) without any explanation. It is the characteristic of ethnographic translation to write the original name of words in the SL form, but the translator should give more explanation; for instance, by using footnote that defines the meaning of those words. This method is the best way to avoid the not equivalent words between SL and TL that caused by culture differences of both SL and TL. Indeed, the translator didn’t give footnote that is why this ethnographic translation isn’t accurate.
For the word ‘butter cookies’, the translator may give footnote or explanation ‘kue kering manis yang berbahan dasar dari tepung dan mentega’. Moreover, for the word ‘butter’ can be defined in footnote as ‘sebuah zat padat yang berwarna kuning pucat yang tersusun atas banyak lemak susu dan biasanya digunakan untuk mengolesi roti atau memasak’.
#####@@@#####